Jakarta - Serakan sejarah mengendap di tiap sudut Polandia. Tak terkecuali di ibu kota negaranya, Warsawa. Selama 345 tahun, negara ini bergolak untuk mencapai kemerdekaan. Meninggalkan jejak di penjuru kota.
Negara tempat kelahiran pianis-komposer Frederic Francois Chopin ini diklaim sebagai rumah yang ramah bagi muslim Eropa. Jumlah muslim di sini hanya 0,01 % dari 40 juta jiwa warganya. Meski demikian, kaum muda yang memilih Islam sebagai jalan spiritualnya semakin bertambah.
99 Persen warga Polandia bebas buta aksara. Dari sinilah jendela pengetahuan terbuka lebar, termasuk soal Islam. Dibarengi dengan luasnya toleransi beragama membuat Islam punya ruang untuk bernyawa. Salah satu warga asli Polandia yang bersentuhan dengan Islam melalui literatur adalah Joanna Trochimowicz.
Semakin dalam ia membaca , semakin hatinya tertambat pada Islam. Padahal usianya kala itu masih belia, 15 tahun .
"Saya pertama kali tahu tentang Islam saat belajar di SMP. Dijelaskan Islam bagaikan agama purba, posisi perempuan juga tidak diuntungkan. Tapi saya terus bertanya, 'Kalau seperti itu kenapa banyak sekali muslim di dunia ini?'. Dari situ saya terus mencari tahu dan belajar tentang Islam. Konsep Tauhid, tidak ada Tuhan selain Allah yang membuat saya ingin mengucap syahadat dan menjadi muslim," kisah Joanna.
Meski keluarga tidak sepenuhnya memahami pilihannya, ia bertekad tetap pada keyakinannya itu. Joanna merasakan, Islam membuat hidupnya lebih berarti, dan termotivasi .
Baru 25 tahun usia Joanna , namun semangat dan kecerdasannya jauh melampaui usia . Sehari-hari, sarjana ilmu psikologi ini aktif di Alejkumka, sebuah organisasi yang aktif melakukan dakwah , dialog lintas agama, mengorganisir kegiatan muslim dan membantu mualaf.
Saat berada di Warsawa-Polandia, Joanna berkesempatan mengajak tim Jazirah Islam menghadiri pernikahan sahabat muslimnya, Adrianna, di Kota Gdansk. Hanya membutuhkan 3 jam untuk sampai di kota di ujung utara Polandia ini, dengan kereta.
Masjid Gdansk menjadi pilihan Adrianna untuk menikah. Bukan sekedar indah dengan sejarah yang melingkupinya. Namun masjid ini punya makna yang sangat dalam, di sinilah Adrianna mengucap dua kalimat syahadat.
Perasaan haru menyelimuti. Di tempat ini sepasang manusia juga mengikat janji suci. Lebih dari itu, berbagai keyakinan juga menyatu di sini, dengan damai. Meski berbeda agama dengan kedua orang tua dan mayoritas karibnya, namun mereka bisa saling menghargai. Sungguh indah sebuah keberagaman.
Usai ijab qabul, tidak ada pesta. Hanya berkumpul, berbincang dengan keluarga dan sahabat. Sebuah prosesi yang sangat sederhana , tapi tidak kehilangan makna.
Sang suami yang pertama mengenalkan Adrianna pada Islam. Namun Alquran yang menuntun ia pada jalannya kini. Menjadi muslimah , yang bahagia.
"Sudah 5 tahun saya menjadi muslim. Awal perkenalan saya dengan Islam adalah ketika membaca Alquran. Alquran benar-benar merubah cara pandang saya akan kehidupan," tutur Adrianna.
Perjalanan sejoli ini, baru dimulai. Semoga Allah senantiasa meridhai setiap langkah mereka.
Saksikan kisah para muslim di negeri Chopin, Polandia dalam program "Jazirah Islam" di TRANS 7 pada Jumat 19 Mei 2017, pukul 15.15 WIB